Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
SimpleWordPress

Ini Yang Harus Ayah Lakukan

Anakku, ada beberapa hal yang salah ayah lakukan kepadamu , terhadap beberapa sikap yang sering kamu lakukan, banyak hal yang telah kamu perbuat sehingga barang-barang dirumah kita hancur, ayah sering kesal melihatnya, dan kadang membentakmu.
Anakku, ada beberapa hal yang salah ayah lakukan kepadamu , terhadap beberapa sikap yang sering kamu lakukan, banyak hal yang telah kamu perbuat sehingga barang-barang dirumah kita hancur, ayah sering kesal melihatnya, dan kadang membentakmu.


Maafkan anakku hal ini tidak akan terulang lagi, Justru dari sana pula ayah tahu kamu seorang anak yang pintar, seperti bisa bongkar pasang DVD padahal kamu cuma melihat ayah, gerak motorik kamu halus terhadap be beberapa alat seperti gunting, pisau, ngetik di keyboard laptop dll, dibawah ini sebagian contoh barang yang kamu bongkar dalam memuaskan rasa ingin tahumu :
  1. Lemari Buku/Baju
  2. PC komputer ayah yang pertama
  3. TV+Remote
  4. HP
  5. 2 buahDVD
  6. Wireless Microphone
  7. Printer Epson
  8. Magic COM
  9. Dispenser
  10. Motor
  11. Koleksi buku-buku ayah bunda
  12. laser pointer
  13. dll barang-barang mainanmu, baikyang dirumah ataupun barang-barang di sekolahmu

Bismillah inilah yang harus ayah lakukan.

Perilaku Positif Anak Dibalik Negatif: Jika Anak Merusak Barang
Perilaku manis anak-anak terkadang cepat berubah menjadi tingkah laku yang membuat Anda kesal, malu dan bahkan marah. 

Tentu Anda tak bisa membiarkan perilaku tak baik itu berkembang atau Anda merespons perilaku tersebut dengan keras karena bisa bisa malah memicu munculnya perilaku yang lebih buruk. 

Anda disarankan lebih jeli melihat sisi positif dari perilaku negatif anak. Selain menghentikan perilaku tersebut sebelum jadi kebiasaan, Anda juga bisa menstimulasi sisi baik dari perilaku tak baiknya itu.

Mainan, remote, bahkan handphone kesayangan Anda jadi korban tangan mungil anak yang dengan asyiknya membongkar benda-benda itu. Namun, jangan buru-buru menyalahkan anak, karena ternyata ada sisi positifnya lho.

Tindakan orang tua:
  • Bimbing anak ketika dia mau mengeksplorasi benda yang membuatnya penasaran
  • Ajarkan anak tidak asal mengambil dan menggunakan barang milik orang lain tanpa izin terlebih dulu, apalagi sampai merusaknya. Dia harus menghargai barang milik orang lain
  • Ajarkan pula anak menjaga barang-barang miliknya.
  • Sisi positif. Keinginan anak bereksplorasi menunjukkan rasa ingin tahunya yang besar untuk mempelajari berbagai hal di sekelilingnya sekaligus mengasah keterampilan motorik halusnya
  • Stimulasi keterampilan motorik halus anak:
  • Sediakan mainan bongkar pasang sehingga bisa memuaskan keinginannya bereksplorasi. Atau beri satu benda yang khusus Anda berikan untuk ia bongkar
  • Ajak anak melakukan permainan yang mengasah kemampuan motorik halusnya. Misalnya, bermain alat pertukangan (memasang dan melepas mur), bermain puzzle, atau plagdough
  • Ikutikan anak dalam kegiatan yang bisa mengasah keterampilan, misalnya kursus membuat keramik

Membimbing Anak Memfokuskan Perhatian

Cara memfokuskan perhatian dapat diajarkan sejak kecil. Memuji anak yang dapat memusatkan perhatian adalah kunci pencegahan kurangnya kemampuan pemusatan perhatian. Pujilah anak di bawah usia 3 tahun yang dengan gembira sanggup memainkan satu jenis permainan dalam jangka waktu yang cukup lama. Misalnya, mendirikan dua bangunan rumah dari balok-balok.

Ajarkan ketrampilan pengenalan kesamaan dan perbedaan obyek. Pada tugas ini, anak harus memusatkan perhatian pada bentuk yang menonjol dari obyek agar dapat mengenali persamaan dan perbedaannya. "Bagus sekali, kamu bisa mengambil semua balok yang kecil ke sini dan balok yang besar ke sana." 

Perhatian yang terfokus secara tidak langsung akan menunjang kemampuan persistensi. Jangan lupa untuk selalu memuji bila anak tidak teralihkan perhatiannya atau tidak mengalami frustrasi. "Wah, hebat lho kamu mau mencoba lagi, padahal hampir gagal."

Ajari anak cara menghindari pengalihan perhatian, salah satu caranya yaitu dengan memberikan contoh tetap meneruskan pengerjaan tugas ketika anak mulai mengacau. Dan jika anak pindah dari satu tugas yang belum selesai ke tugas lain, orang tua dapat membiarkannya dan tidak memarahi anak. Kuncinya adalah jangan memberikan perhatian (positif atau negatif) ketika anak teralihkan perhatiannya.
Pada usia 4 tahun anak perlu belajar melakukan diskriminasi pemusatan perhatian. Mereka dapat membedakan kapan harus memusatkan perhatian (ketika seseorang bicara, membaca dll.) dan kapan tidak perlu memusatkan perhatian (bermain bebas, beristirahat, dll.) 

Kemampuan memusatkan perhatian dan tidak mudah teralihkan ini selanjutnya akan berhubungan dengan kemampuan belajar di sekolah secara efisien.

Perawatan Kandungan yang Baik

Gangguan pemusatan perhatian dapat diakibatkan gangguan pada masa bayi dalam kandungan. Kondisi fisik ibu hamil dan kesehatan mentalnya berpengaruh pada perkembangan otak janindan kurangnya kemampuan memusatkan perhatian. 

Telah diketahui umum bahwa mengkonsumsi rokok, narkoba, alkohol dan obat-obatan memiliki efek negatif pada perkembangan janin. Di samping itu, masalah psikologis yang serius pada ibu hamil dapat juga membawa pengaruh pada janin. 

Hasil penelitian menunjukkan, adanya hubungan antara kurangnya kemampuan konsentrasi dan timbulnya masalah kesulitan belajar dengan ketegangan emosional yang lama pada masa kehamilan.
Tindakan Yang Perlu Dilakukan Untuk Menghadapi Anak Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian
  1. Mengatur Lingkungan/Struktur dan Mengurangi Distraksi
  2. Memberikan Imbalan ketika Anak Memfokuskan Perhatian
  3. Menggunakan Metode Profesional

Mengatur Lingkungan/Struktur dan Mengurangi Distraksi

Cara yang paling baik untuk anak yang mudah teralihkan perhatiannya (distractible) adalah dengan mengatur lingkungan anak untuk meminimalkan sumber yang dapat mengalihkan perhatian dan memaksimalkan ketertarikan pada stimulus yang perlu diperhatikan.

Agar anak dapat lebih efisien dalam memusatkan perhatian, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, misalnya, penggunaan karpet di lantai untuk mengurangi kebisingan. Menyimpan barang-barang tertentu dalam bufet dan laci terkunci. Mengatur meja belajar dengan rapi dan bersih. Membereskan kembali benda-benda setelah selesai belajar atau bermain.

Penggunaan kartu dalam belajar untuk beberapa anak sangat cocok dilakukan, sehingga anak hanya terfokus pada kartu tertentu yang memuat masalah atau gambar yang sedang dipelajari. Anak lain yang mudah terganggu dengan suara bising, dapat menggunakan kapas untuk menutup kuping ketika belajar. Namun demikian kurangi hal-hal tersebut secara bertahap, sehingga anak akhirnya tidak memerlukan menutup kuping lagi.

Pengaturan lingkungan/struktur ini harus dilakukan dengan penuh perencanaan. Jika anak sudah dapat memusatkan perhatian dengan baik pada obyek yang disukainya, maka kemudian mereka harus diperkenalkan pada obyek yang kurang disukai.

Tugas-tugas harian di rumah dan di sekolah pun harus dibuat spesifik, sehingga membuka kesempatan anak untuk berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Oleh karena itu berikan rentang waktu yang pendek dengan tambahan waktu untuk istirahat dan bermain. 

Rentang waktu penyelesaian tugas secara bertahap akan meningkat jika anak mampu memusatkan perhatian dalam periode waktu yang lebih lama. Penggunaan timer dapat berguna sebagai penunjuk batas akhir tugas atau awal periode bermain. Banyak anak senang dengan penggunaan timer ini dan akan merasa lebih mandiri jika perencanaan interval waktunya pun ditentukannya sendiri.

Mengatur lingkungan/struktur itu membutuhkan strategi. Seluruh instruksi harus diberikan secara jelas dan spesifik. Orang tua harus yakin bahwa anak memperhatikan ketika kita memberikan instruksi. Hindarkan pembicaraan yang tidak berguna. 

Orang tua yang bicara berlebihan mengganggu anak yang memiliki rentang perhatian pendek. Oleh karena itu instruksi yang jelas adalah yang hanya menyangkut aspek yang relevan dari suatu tugas.

Orang tua pun sebaiknya mencontohkan tingkah laku reflektif, yaitu dengan mengajari anak berhenti sejenak (pause), berpikir dan mendengarkan dan bukan bertindak impulsif (segera, tanpa pertimbangan terlebih dahulu). Dengan cara ini anak akan memiliki kerangka berpikir untuk memfokuskan perhatian pada pembicaraan atau tulisan.

Jelaskan tingkah laku apa yang diharapkan orang tua dari anak secara rinci, dan lakukan segala hal secara teratur dan jelas konsekuensinya. Anak yang mengetahui apa yang diharapkan akan merasa aman dan tidak akan mudah teralihkan perhatiannya.

Memberikan Imbalan ketika Anak Memfokuskan Perhatian

Rentang perhatian, dapat ditingkatkan dengan memberi imbalan pada anak ketika ia dapat memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang lebih lama. Imbalan dapat berupa pujian atau hadiah kecil. Orang tua atau guru dapat menggunakan metode kontrak atau pemberian token (lihat bagian hiperaktivitas).

Berikanlah imbalan walau sekecil apa pun usaha anak untuk memusatkan perhatian. Imbalan semakin ditingkatkan, jika rentang waktu perhatian lebih besar. Anak akan sangat senang jika orang tua menghargai usahanya sebesar apa pun itu. Sehingga anak tidak menganggap, bahwa orang tua hanya menilai kekurangannya saja.

Usaha ini membutuhkan kesabaran tinggi dari orang tua, karena harus dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Cara ini juga dapat diberikan dalam situasi kelompok (misalnya dalam kelas). Penelitian menunjukkan bahwa dengan memberi imbalan pada seorang anak karena dapat memusatkan perhatian dengan baik akan meningkatkan ketrampilan konsentrasi pada anak lain.

Menggunakan Metode Profesional

Bimbingan khusus oleh guru atau terapis dapat dilakukan di sekolah atau secara privat di rumah. Kuncinya adalah mengajarkan ketrampilan dasar yang dapat meningkatkan kemampuan berkonsentrasi.

Beberapa contoh pengajaran yang dapat dilakukan, misalnya:
  • Menentukan kata yang salah dalam kalimat. Hal ini dimaksudkan agar anak menyadari adanya kejanggalan pada suatu hal, "Saya memberi garam pada teh agar terasa manis." Kata mana yang salah, mengapa dan apa yang seharusnya?
  • Melatih persepsi figure and ground. Latihan diberikan baik secara visual maupun auditori, gambarkan obyek yang penting dari latar belakang yang kurang penting. Guru di kelas adalah pusat perhatian dan benda-benda yang lain adalah latar belakangnya pada saat itu.
  • Melatih berpikir sekuensial (keurutan). Cara ini mengajarkan anak untuk mengetahui tahapan apa yang pertama, kedua, ketiga, dst.
Di samping itu anak dapat diajari menggunakan self-talk untuk membimbing tingkah laku mereka di rumah. "Berhenti, lihat dan dengar" dapat diingat anak dan dilatih dalam berbagai situasi. Anak usia 4 atau 5 tahun pun pun dapat diajari melakukan metode tersebut.

Teknik lain yang dapat digunakan, yaitu, relaksasi dan latihan pernafasan. Ide dasarnya yaitu untuk mengajar anak bagaimana menenangkan dirinya secara fisik maupun psikologis sehingga proses pemusatan perhatian menjadi lebih natural dan efisien. 

Latihan relaksasi otot cukup efektif untuk anak hiperaktif dan distractible. Sedangkan untuk anak yang mengalami kecemasan, dan ketegangan, atau anak yang merasa tidak aman (ada masalah emosional)dapat melakukan kegiatan bermain yang merupakan bagian dari psikoterapi.

Dengan cara ini masalah dapat ditemukan, dipahami dan diselesaikan, sehingga anak merasa lebih aman akan lebih mampu memusatkan perhatian.

Ringkasan dari :
How to Help Children with Common Problems
Karangan: Charles E. Schaefer, Ph.D.
Howard L. Millman, Ph.D

Posting Komentar untuk "Ini Yang Harus Ayah Lakukan"

SimpleWordPress
Arga-Gordyn-OK