Fanatisme Madzhab
MADZHAB
Anakku kakang fatih,
aa Sulthan dan fathia. Saat ini begitu banyak orang Muslim yang berselisih satu
sama lain hanya gara gara beda madzhab, sering diantara mereka berkata “ yang
kamu lakukan beda dengan madzhab kami” atau bahkan semakin jauh menyimpang
dengan berpendapat imam madzhab adalah imam dalam kontek kepemimpinan /ulil
amri mereka, sehingga semakin runcing
perbedaan dan perselisihan itu, dibawah ini ayah jelaskan sedikit tentang apa
itu madzhab agar kalian tidak terjebak dengan dengan kesalahkaprahan golongan golongan para pengikut madzhab :
A. Arti bahasa
Fiil “dzahaba – jadzahabu
– dzahaban – dzuhuban – madzhaban
Yang artinya
telah berjalan, ia telah berlalu, ia telah pergi, ia telah mati, umumnya dalam
bahasa arab diartikan jalan atau tempat yang dilalui.
Arti lain :
Mazhab =
tempat buang air ( dalam basa sunda sering disebut jamban /zhamban)
Arti menurut istilah :
1.
Mengikut sesuatu yang dipercayai
2. Tempat berjalan yang diikuti/yang dituju, dasar
pendirian yang diturut (mis : apabila telah shahih hadis pada sisi kamu, maka
kamu katakanlah kepadaku, agar aku dapat menuju mengikut kepadanya)
B. Adakah
madzhab dalam islam
Kalau kita
kembali pada qur’an dan sunah
tidaklah akan didapati perkataan “ madzhab”
dengan demikian maka dengan sendirinya kita masing-masing mengerti bahwa dimasa
nabi saw,perkataan “madzhab” itu belum/tidak pernah didengar oleh para sahabat
nabi, yang selanjutnya sepeninggal nabi (dizaman para sahabat) tidak pernah
dikenal mereka, bahwa mereka dalam beragama dengan mengikut madzhab. Janganlah
sampai mengikut akan apa yang dikatakan madzhab, sedangkan mengenal saja akan
perkataan itu, tidak.
“ sabda nabi saw
dikala hayatnya berpesan :
“ikutilah olehmu
di masa kemudian aku pada dua orang yaitu Abu Bakar dan Umar”(HR Ahmad
dan At Turmudzi).
“hendaklah kamu
mengikut dengan sunahku dan sunah Khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk di
masa kemudian aku”(HR Ahmad, abu daud At
turmudhi dan ibnu majah)
Dari kedua
hadis tersebut saja sudah cukup kalian fahami bahwa sumber rujukan dalam ibadah
itu adalah quran dan Sunah rosululloh saw, bukan kepada salah satu madzhab
/fanatic madzhab
Kalau kita
kembali kepada buku-buku riwayat para imam madzhab terutama yang empat, kita
akan tahu bahwa kelahiran dan kewafatan belau-beliau tidak disatu tempat dan
tidak bersamaan :
1.
Imam Abu Hanifah (Hanafi) lahir di Kufah tahun
80 dan wafat di Bagdhad tahun 150 H
2. Imam Malik bin Anas (Maliki) lahir di Madinah
tahun 93 dan wafat di Madinah pada tahun 179 H.
3. Imam Muhammad Bin Idris Asya-Syafi’I (syafi’)
lahir di Makkah tahun 150 wafata di Mesir tahun 204 H.
4.
Iman Ahmad Bin Hanbal )lahir di bagdhad
tahun 164 wafat di bagdhad tahun 241 H
5.
Imam Al laits bin saad lahir di mesir tahun 94 H
wafat 175 H
6.
Imam Abdurahman al auzai lahir syam tahun 88
wafat 157
7.
Imam dawud bin alia dl dahiri kufah 202 wafat
270 H
8.
Imam ibnu Jarir Ath thabari lahir Thabaristan
224 -310 H
Menurut catatan
sejarah, imam-imam mutjtahid yang kemudian dari mereka (setelah merekalah)
terkenal sebagai Pembina mazhab-mazhab itu.
Tidak dari seorangpun
dari mereka (imam mutjahid) yang menyatakan dan memproklamirkan diri bahwa
ijtihadnya yang benar, dan tidak pernah ada yang menfatwakan bahwa fahamnya
dalam suatu masalah itulah yang harus diturut, ditaqlidi oleh kaum muslimin.
Bahkan masing-masing dari mereka dinyatakan dengan tegas dan jujur, bahwa
tentang masalah ini bagi pendapat saya begini dan alasannya demikian, maka jika
pendapat saya yang begini benar ikutilah dan jika tidak benar tinggalkanlah.
Dalam pada
itu mereka saling hormat-menghormati terhadap fahamnya dan buah ijtihad masing-masing,
sekalipun diantara mereka saling berjauhan tempatnya dan ada yang terdahulu
wafatnya/tidak ketemu.
Maka dari itu
timbulnya mazhab-mazhab dimasyarakat, bukanlah keinginan mereka para
mujtahid/perintah beliau-beliau yang mulia itu, karena mereka dalam menghukumi
sesuatu dengan berijtihad dan istimbath yang berpedoman pada qur’an dan Sunnah
rosul. Adapun yang menfatwakan supaya
ummat islam mengikuti mazhab-mazhab itu adalah para ulama pengikut imam-imam
mazdhab yang hidup antara IV H, yaitu abad sesudah wafatnya para imam besar
tadi.
Demikianlah riwayat
–riwayat yang mengadakan atau menimbulkan madzab-madzab dalam masyarakat islam,
yang pada hakikatnya mereka fanatic (muta’assahid) kepada madzhab-madhzab itu
tidak mengikuti pimpinan imam-imam madzhab mereka sendiri, apalagi mengingat
pada akhir jaman ini mereka yang mengaku bermazhab kepada salah seorang imam
Mujtahid, tidak lagi pernah membuka dan mempelajari kitab-kitab dari imam-imam
itu sendiri.
Pesan ayah untuk bisa memahami para imam besar
mutjahid tersebut pelajarilah kitab kitabnya dengan baik, baca pula buka
“kembali kepada Quran dan Sunnah” karya ulama besar KH Munawar Kholil
Posting Komentar untuk "Fanatisme Madzhab"
berbagi dan memberi untuk sesuatu yang lebih baik